Bandung, Kota Penuh Cerita

Halo selamat malam!
Dari kemarin rasanya pengen banget nulis tentang Bandung dan segala ceritanya. Kalau ada polling yang mengatakan Bandung, Yogya dan Bali sebagai kota yang romantis. Yang akan gue pilih pertama kali adalah Bandung. Kok Bandung sih Yu? kan Bandung tuh deket kok sama Jakarta. Kenapa ga Bali or Yogya yang lebih jauh?
Bagi gue Bandung punya cerita sendiri dalam perjalanan hidup gue. Dari fase kehidupan yang ga serius sampai dengan setiap hari penuh dengan keseriusan.
Kuliah di Bandung
Pertama kali harus hidup jauh dari orang tua dan mandiri, gue jalanin di Bandung. Pertama kali jujur deg-degan hidup sendiri dimana dulu gue bisa dibilang gue bukan typical anak yang mandiri. Tapi ternyata di Bandung lah yang bisa merubah gue menjadi anak yang lebih mandiri, di tempat ini gue jadi bisa masak, bisa mulai mengambil keputusan sendiri sampai gimana cara mengatur keuangan sendiri dengan bijaksana.
Di Bandung juga gue bertemu dengan sahabat-sabahat dan dosen-dosen yang baik hati yang sampai sekarang silahturami kami masih terjalin. Kalau kalian sudah sempat baca beberapa tulisan dalam blog gue, dan kalian berpikir wah Ayudia sepertinya serius banget orangnya. Mungkin kalian salah :)
Sewaktu jaman kuliah, entah mengapa gue dan sahabat gue yang jurusan Manajemen rasanya ngefans banget sama anak Teknik dan bercita-cita punya pacar anak teknik sehingga kami cukup sering berkunjung ke kampus sebelah untuk nonton pertandingan Basket antar jurusan di kampus tersebut. Kalau sekarang dipikir-pikir untuk apa ya dulu kita seperti itu? dan apakah kami dapat pacar anak teknik? Tentu saja tidak.
Walaupun gue berasal dari wewengkon Jawa Barat, gue sebenarnya tidak bisa lancar bahasa Sunda, eh tapi setelah berkuliah di Bandung gue jadi lancar dong bahasa Sunda dikarenakan teman-teman gue yang asli Bandung meuni lancar pisan Sundana teh.
Terus, di Bandung itu mau ngomong sama cewe-cowo kita akan selalu ngomong menggunakan “aku kamu” beda dengan Jakarta yang selalu menggunakan “gue lu”. Mungkin suatu adaptasi yang gue alami di Bandung adalah “Anying sia maneh” merupakan snack sehari-hari yang didengar oleh telinga gue tapi makin ke sini akhirnya terbiasa juga.
Pengalaman Kerja pertama di Bandung
Cukup bagian happy tanpa beban dengan suasana ceria di Bandung… mungkin namanya jodoh ya. Gue dipertemukan lagi dengan Bandung di penugasan jangka waktu lama. Kali ini ternyata Bandung bisa memberikan warna yang berbeda dengan image yang gue berikan sebelumnya.
Sebagai auditor dengan jam kerja yang panjang, ternyata membuat indahnya Bandung luntur juga. Mungkin karena kami jadi tidak bisa menikmati hiruk-pikuknya Bandung dan cenderung hanya bisa fokus pada pekerjaan saja. Tapi, di Bandung kali ini ternyata memberikan aku sahabat baru yang tetap selalu keep in touch walaupun kita sekarang sama-sama sudah tidak di perusahaan tersebut lagi. Ternyata, Bandung bukan hanya bisa memberikan hari-hari yang bewarna tapi juga mempertemukan aku dengan orang istimewa.
Setelah bertahun-tahun berlalu akhirnya kami memutuskan untuk short trip ke Bandung untuk menikmati Bandung seutuhnya… sambil jalan kaki, kuliner dan bisa ngobrol selain kerjaan. Yah, walaupun pas kita melewati beberapa tempat dimana mengingatkan kami pada masa-masa dulu kita pernah kerja bersama. Ternyata lucu juga, cukup diingat dan rasanya tidak kuat kalau diulangi lagi.
Moral of the story, baik suatu tempat maupun orang itu bagaikan 2 sisi coin. Sometimes can be good, the next day can be bad. Tapi yakin aja selalu ada hal baik yang bisa diambil bahkan dari suatu hal yang not so good. Despite of the very long working hours that I have experienced in Bandung, the good thing is I found a bright-cheerful fella.
Well, today is your birthday ! Thanks to Bandung who made us cross our path. I wish you all the happiness in the world and you deserve the best at any cost ♡♡♡♡♡ God bless you dear friend!
Love,
Ayudia
