Cerita dari Madinah dan Mekkah

Ayudia Kirana
5 min readSep 16, 2024

--

Kabah — Personal Documentation

Hi everyone! I’m so glad that I have time to write in 2024 since it has been a while but here I go. Jadi, di tulisan perdana tahun 2024 ini rasanya ingin sekali membahas tentang hal yang Istimewa. Aku mau sharing tentang beberapa pengalaman aku Umroh. Sebenarnya aku selalu penasaran dengan pengalaman setiap individu yang berbeda-beda ketika mereka melakukan ibadah di tanah suci dan akupun juga sangat looking forward untuk pengalaman spiritual apa yang akan aku alami.

Disini, akan aku ceritakan hal-hal yang menurutku pengalaman yang luarrr biasa. Entah, sepertinya di tempat suci tersebut Allah ingin menjawab langsung segala keraguan yang aku miliki selama ini.

Ada 3 cara Allah mengabulkan doa : Dikabulkan sesuai permintaan, ditunda waktunya ataupun diganti dengan yang lebih baik.

Atas penggalan hadits di atas, rasanya aku sudah sangat familiar tapi bisa dikatakan untuk menyakini nya butuh iman yang kuat. Dimana, iman itu kondisinya selalu naik turun dan akhirnya Allah sendiri yang ingin menunjukkan kebenaran hadits ini untukku.

Mencari jadwal keberangkatan Umroh yang pas dengan jadwal kami tidak lah mudah, tapi akhirnya setelah mendapat izin cuti dan memperhitungkan pekerjaan akhirnya memutuskan untuk berangkat sebelum kloter haji pertama. Namun, takdir berkata lain, H-5 keberangkatan kami mendapat pengumuman dari biro bahwa visa tidak keluar dan portal visa dari Kingdom of Saudi Arabia sudah tutup dan akan Kembali dibuka setelah bulan Hajji. Kaget? Tentu, karena semua sudah siap dari vaksin, perlengkapan dan izin cuti.

Akhirnya, kami melakukan re-schedule keberangkatan ke kloter pertama setelah bulan Hajji. Harus menunda hampir 2 bulan, ada sedihnya tapi juga ada pembelajarannya supaya bisa menjadi lebih sabar. Suatu hal yang mudah diucapkan tapi tidak mudah dijalani. Sampai akhirnya, pada waktu keberangkatan di bulan Muharram. Saat di Madinah, ada Ibu dan anak yang mengajak kami ngobrol dan dia menceritakan tentang keinginannya untuk berangkat ibadah Umroh pada bulan Muharram. Dimana menurut pengalaman Ibunya beserta riset yang dia lakukan, bulan Muharram merupakan salah satu bulan baik untuk beribadah di tanah suci. Jadi, walaupun cuaca di Arab pada saat ini di bulan Muharram cenderung sangat panas dibanding bulan-bulan lainnya tapi berkah di bulan Muharram melebihi panas cuaca yang harus dihadapi. Disitu, aku terdiam… sepertinya dia adalah jawaban dari “Kenapa ditunda ?”

Ternyata dari penundaan itu Allah ingin aku belajar lebih sabar dimana akhirnya bisa berangkat di saat yang lebih tepat dan mungkin memang lebih baik untukku, karena sesungguhnya sebaik-baik nya manusia berencana tapi Allah yang menentukan.

Hal positifnya, pada saat menjalani ibadah di tanggal tersebut, Madinah dan Mekkah masih cenderung sangat sepi dikarenakan Jemaah hajji sudah pulang ke negara masing-masing dan juga belum banyak Jemaah Umroh yang datang. Bahkan sholat di masjid Nabawi bisa di barisan paling depan tanpa harus berdesak-desakan. Sungguh terharu, karena dengan kondisi yang tidak terlalu ramai ini, proses ibadah bisa menjadi lebih khusyuk dan menikmati setiap waktunya dengan tenang.

Singkat cerita, aku semakin menyakini “Sebaik-baik doa dikabulkan adalah pada waktunya Allah”. Yes, betul sekali dan waktunya Allah itu bukan sesuai keinginan kita, melainkan waktu yang ditentukan Allah adalah yang paling baik untuk kita.

Disaat kamu Ikhlas kehilangan sesuatu, maka Allah akan menggantikannya dengan yang lebih baik

Sebetulnya sudah banyak yang bilang kalau belanja di Saudi harus hati-hati karena walaupun di tanah suci, masih banyak penjual yang suka menipu dan akhirnya I got to experience it myself. Pada saat belanja oleh-oleh di Madinah, kami ditipu! Dimana harga awal diberikan dengan harga murah, tapi, pada saat pembayaran harga yang diberikan dua kali lipat dari harga awal. Merasa ditipu? tentu, Pengen ngajak berantem? Pasti.

Fortunately, at that time, my mom told me to calm down and just pay the bill.

“Udahlah mbak, kita kan lagi ibadah, Ikhlas aja ga usah diajak ribut Masnya…”-Ibu-

Akhirnya, aku membayar dengan harga dua kali lebih mahal untuk semua oleh-oleh yang dibeli dan tentunya, rasa kesal itu masih ada.

Singkat cerita, sorenya kami sholat Ashar di masjid Nabawi. Di sebelahku,ada seorang ibu yang aku yang sepertinya orang Arab. Ibu ini memanggilku, lucunya, dia tidak bisa berbahasa Inggris dan aku tidak bisa berbahasa Arab, jadi kami mengandalkan body language untuk berinteraksi. Cukup lama untuk mengerti sebenernya Ibu tersebut mau menyampaikan apa.

Oh, ternyata ibu ini meminta untuk tolong diambilkan kursi lipat supaya beliau bisa sholat sambil duduk.

Setelah ibu ini diambilkan kursi lipat dan duduk, ibu tersebut membuka dompet dan memanggilku lagi. Aku yang kurang paham, langsung menolak uang yang diberikan ibu tersebut. Beliau memaksa aku menerimanya, aku kemudian geleng-geleng maksudnya ga mau menerima. Sampai ada yang bilang di dekatku, jawab aja “La…”, La artinya tidak dalam bahasa Arab. Sudah dijawab “La.. La.. La..” ibu itu malah memberikan lagi uang lebih banyak untukku.

Bingung juga, malah seperti terjadi ‘ribut’ kecil dimana aku menolak dan ibunya juga memaksa untuk aku menerima uang tersebut. Sampai akhirnya, orang-orang diantara kami bilang “Terima aja.. ibunya mau bilang terimakasih”. Akhirnya aku terima, pada saat aku buka uangnya.. ternyata uang yang aku terima dua kali lipat dari kerugian yang aku alami dari ditipu penjual oleh-oleh. Di saat itu, ibuku langsung bilang “Tuh kan, Allah pengen nunjukkin ke kamu… kalau kamu Ikhlas, ga malah dibales ribut atau berantem… bahkan tidak sampai sehari, Allah langsung membalas ganjarannya dengan kebaikan”

Jujur, pelajaran yang aku dapatkan bukan dinilai dari “value of money”, tapi lebih tentang pelajaran kehidupan.

At that moment, I did cry, Allah sangat baik kepada umat-Nya, dan menjadi pelajaran yang tidak akan aku lupakan seumur hidup karena sesungguhnya apapun yang kita ikhlaskan ternyata mengundang kebaikan di hidup kita.

Ikhlas itu berat, tawakal itu berat, jadi yakin aja apa pun yang kita ikhlaskan, Allah pasti akan membalasnya dengan sesuatu yang indah.

Jadi, itulah beberapa pelajaran spiritual yang aku dapatkan dari ibadah Umrohku yang bisa aku share. Untuk kalian yang akan melakukan ibadah Umroh, semangat! Karena bener banget, dimana kita sudah ada niat Umroh… ujian dari awal kita daftar biro umroh sampai dengan ibadah di tanah suci pasti banyak rintangan dan ujian. I did experience the same thing, ujian kesabarannya juga luar biasa. Tapi yakinlah, kalau kita bisa melewati ujian-ujian tersebut ada rasa kepuasan yang indescribable. Finally, yang bisa aku share to you guys adalah regardless of any situation dalam proses ibadah kita dari niat sampai prosesi ibadah di tanah suci, harus kita syukuri karena bener banget penggalan surah Ar-Raham “Nikmat Allah yang engkau dustakan”.

Sekian pengalaman yang bisa aku share, semoga bermanfaat! May all of us always be healthy, happy and blessed. Last but not least, wishing everyone here a great day! 😊 See you in my next story !

Yours Truly,

Ayudia Kirana

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

--

--

Ayudia Kirana
Ayudia Kirana

Written by Ayudia Kirana

A work-life rhythm kind of person. I love writing, playing piano, swimming, yoga & softball. Oh yes, overall I'm pretty much unexpected.

No responses yet

Write a response