Dibalik Pertanyaan “Kapan Nikah?”

Ayudia Kirana
4 min readNov 22, 2020

Image from Kompasiana — Bang Zirif

Semakin bertambah usia, sepertinya hidup sudah ada timeline yang diberikan oleh lingkungan sosial kita. Setelah melalui berbagai proses pertanyaan : “Sekolah dimana?”, “Kapan Lulus kuliah?”, “Eh, sekarang kerja dimana?” . Sampailah gue pada pertanyaan lanjutan yang berupa :

“Kapan Nikah?”

Sejak umur gue menginjak 25 tahun, rasanya udah seperti lagu favorit di setiap acara keluarga, ataupun saat bertemu dengan temannya orangtua. Tapi tenang guys, we do not need to rush! Jangan terburu- buru, ga ada yang terlalu cepat atau terlalu lambat, semua tuh pasti on its PERFECT TIMING.

Well, ada baiknya kita pikir kembali beberapa poin di bawah ini tentang esensi sebuah pernikahan :

MENIKAH BUKANLAH SEBUAH TUJUAN, MELAINKAN SEBUAH PERJALANAN

Banyak orang beranggapan setelah ia menikah, maka hidupnya akan HAPPILY EVER AFTER, seperti kisah klasik Disney. Tentu saja tidak! Menikah adalah sebuah awal dari perjalanan yang sangat panjang. Sehingga butuh kedewasaan dari keduabelah pihak, dan juga rencana strategis akan kehidupan kedepannya. Pernikahan menyatukan 2 individu dalam 1 “perahu”, pendapat tidak selalu sama, jalan pikiran tidak selalu searah, maka dari itu dibutuhkan pengertian dan juga kedewasaan dalam setiap langkahnya.

MENIKAH ITU BUKAN TENTANG KOMPETISI

Wajar mungkin, untuk seseorang menjadi galau atau resah apalagi jika teman satu circle mereka sudah menikah. Pasti ada pertanyaan dari teman satu geng, “Lu kapan?”. Jawab aja “Doain aja”.

Gini, menikah itu tidak semudah dan selalu Indah seperti postingan orang-orang di Instagram yang isinya so sweet semua. Dibutuhkan pemikiran yang jernih dan logis sebelum memutuskan untuk menikah, karena kita akan memilih partner hidup sampai ajal memisahkan. Kalau kita ga cocok dengan kerjaan kita sekarang, maka bisa resign any time. Kalau menikah dengan orang yang tidak tepat, tidak ada kata resign loh. Apalagi, semua orang pasti mendambakan pernikahan yang once in a lifetime.

MENIKAHLAH DENGAN ORANG YANG MEMPUNYAI 1 VISI & MISI KEHIDUPAN

Sadar atau tidak sadar kita akan mempunyai sahabat or circle yang mempunyai sifat yang mirip dengan kita entah dari segi pemikiran atau kecocokan. Nah, begitu juga dengan pasangan hidup. Penting banget untuk kita mendapatkan pasangan hidup yang mempunyai segi pemikiran yang sejalan dengan kita. Diperjelas, adanya alignment dari sisi visi dan misi kehidupan. Misalnya, kita sebagai wanita yang independent dan menjunjung tinggi kebebasan dalam berpikir dan berpendapat tentu cocoknya dengan laki-laki yang mempunyai pemikiran serupa dan bisa memberi kebebasan yang bertanggung jawab kepada kita sebagai pasangannya. Apabila mendapat pasangan yang mengekang mimpi dan cita-cita kita tentu ga cocok dong. Menurut gue, setelah menikah peran perempuan dan laki-laki sama pentingnya. Dibutuhkan kerja sama yang oke banget dalam ups and down kehidupan. Dibutuhkan rencana strategis untuk menghadapi masa depan bersama dari segi rumah tangga, career, keluarga, pola asuh anak dan hal-hal fundamental lainnya. Karena menikah bukan hanya sekedar tentang cinta. Perlu diingat, menikah bukanlah sebuah garis akhir dan perlu kesiapan extra baik dari diri kita maupun pasangan. Menikah itu kontrak seumur hidup guys, pilih lah baik-baik pasanganmu karena itu menentukan kebahagiaan hidup kita.

CINTA AJA GA CUKUP SEBAGAI LANDASAN PERNIKAHAN

Semakin bertambah usia kita semua akan menyadari, sekedar kata-kata “I LOVE YOU” itu tuh ga cukup untuk modal menikah. Menikah butuh komitmen dari keduabelah pihak, tentang restu dari keluarga, bagaimana kita bisa masuk ke keluarga pihak laki-laki, maupun pihak perempuannya. Menikah itu tentang kesiapan sang calon secara mental, maupun finansial. Gue pun belum pernah menikah, tapi setiap teman-teman gue yang sudah menikah dan mempunyai anak pasti selalu bilang gini ke gue “Yu, nikmatin deh masa-masa lu sebelum nikah dengan sebaikkk mungkin. Karena itu bakal jadi kenangan Indah yang ga akan bisa terulang once you get married and have kids”. Yes, gue mengerti karena setelah melalui gerbang pernikahan baik perempuan maupun laki-laki bukan hanya bertanggung jawab atas kebahagian / kebutuhan diri sendiri namun ada kebahagian orang lain yang perlu diperhatikan seperti suami/istri maupun anak-anak.

SEMUA ITU INDAH PADA WAKTUNYA

Pada kenyatannya timing setiap manusia itu berbeda. Gue pernah ngobrol sama temen gue membahas hal ini, dimana semua orang punya waktu nya masing-masing dalam setiap hal. Ada yang nikah nya duluan tapi career nya agak tersendat. Ada yang careernya cepet banget sampai ke atas tapi belum diberikan jodoh sama Tuhan. Ada yang nikahnya cepat tapi ternyata pasangannya bukan jodohnya.

Jadi menurut gue, whatever happens in our life, yuk kita jalani aja dengan penuh syukur. Selalu ada nikmat dalam setiap harinya yang diberikan oleh Tuhan. Salah satu kata-kata guru agama gue pas SMA dulu yang gue ingat adalah “Jodoh itu adalah cerminan diri”. Jadi, fokus aja meningkatkan kualitas diri dan iman kita serta jangan pernah lupa untuk bersyukur dan menikmati waktu kita sebelum menikah. Kejar dan capai dulu cita-cita kita, lakukan hobi seperti diving, nge-band, exploring new things dan hal-hal lain yang meningkatkan hormone endorphin mu. Ingat, jangan lupa juga untuk minta bantuan Tuhan dalam bentuk doa. So this one old friend ever told me “Jangan pernah ragu dengan kekuatan doa, It might be unseen, but the impact is huge”.

Semoga sharing ini bermanfaat buat kalian yang seringkali menghadapi pertanyaan klasik terkait “Kapan Nikah” ataupun yang setiap check Instagram isinya foto-foto nikahan teman, ataupun pembagian seragam bridesmaid maupun foto-foto prewedding orang nan cantik. Your time is almost there guys, just be patient. Inget, kalau ada yang nanya lagi, jawab “Doain aja kalau ga Sabtu ya Minggu”.

Hope you all have a nice day! Stay safe, sane and healthy where ever you are !

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

Ayudia Kirana
Ayudia Kirana

Written by Ayudia Kirana

A work-life rhythm kind of person. I love writing, playing piano, swimming, yoga & softball. Oh yes, overall I'm pretty much unexpected.

No responses yet

Write a response