New Age, New Chapter

Ayudia Kirana
4 min readMar 14, 2021

Hello there!

Iam being grateful for the life given to me. Yup, for every single things. Tentunya di umur baru ini gue sangat bersyukur masih diberi umur oleh Tuhan. Jujur, di akhir 2019, gue personally mempunyai cukup banyak bucketlist to be ticked in 2020. However, after the pandemic strikes in 2020, di tahun ini mengajarkan gue untuk tidak selalu banyak “menuntut” Tuhan dan lebih banyak bersyukur dengan apa yang Tuhan sudah berikan ke gue.

Di tahun ini pun ada perasaan ”incomplete”, karena salah satu sahabat gue gugur dalam bertugas sebagai salah 1 dokter di rumah sakit rujukan Covid19. Seperti pertanda dari Tuhan, mengingatkan gue bahwa umur itu rahasia-Nya, sehingga gue harus selalu menjalani hidup sebaik-baiknya.

so here I want to share my life experiences with you guys after living for 27 years, some are positives and some could be a lesson too :

1. Have a job that you enjoy being part of it!

Tentu di usia gue yang dibilang produktif, hidup gue ga jauh-jauh dari yang namanya “kerjaan”. Tentu, selepas lulus kuliah kita pasti cukup idealis untuk mengejar mimpi kita, tapi ternyata pas kita udah jalanin bisa jadi ternyata kerjaan tersebut bukan hal yang kita cari. I have been there to be honest! As an accounting graduate, menjadi auditor merupakan hampir menjadi impian semua lulusan akuntansi, termasuk gue. Tapi setelah gue menjalani, gue merasa ini bukan yang gue cari, karena I don’t feel belong here and enjoy the job. Tidak perlu takut, untuk explore apa yang kalian inginkan. Tentu, kerja itu kita harus bisa enjoy, supaya bisa give out the best out of us to have the best result. Jangan takut untuk mengulang lagi dari awal. Gue akhirnya, memilih profesi lain walaupun harus mulai lagi dari 0, yaitu menjadi konsultan pajak. Dari awal gue kuliah, tidak pernah terpikirkan gue menjadi konsultan. Tapi setelah gue jalani, ternyata gue bisa menikmati pekerjaan gue yang sekarang. Intinya, setiap kerjaan itu pasti ada risks nya, ada ups and downs nya. Namun, jika kita menikmati, kita akan melihat masalah menjadi sebuah tantangan, yang jika kita bisa menyelesaikannya maka akan ada self satisfaction, bukan menjadi suatu beban atau masalah yang membuat kita capek dan banyak mengeluh.

2. As we get older, our circle of friends is getting smaller

Then, what to do? semakin kita tua, tentu waktu kita untuk bergaul semakin terbatas, ada teman-teman yang sudah berkeluarga, atau mungkin continue their studies overseas, membuat circle of friends kita semakin mengecil. Always make sure that you may have least amount of fellow friends BUT have those friends who brings out the best of you and spread positivity. Note that, It is very important.

3. Work Life Balance ?

Since I graduated from uni, gue bekerja di Public Accounting Firm. Dimana, bagi banyak orang sangat susah untuk mencari yang namanya hidup yang seimbang di tempat tersebut. Itu juga yang gue rasakan saat awal bekerja. Gue selalu mengidam-idamkan hidup yang seimbang antara kerjaan dan juga kehidupan personal gue. Ternyata, work life balance is a “MINDSET” dan membutuhkan “time management” kita sendiri.

Kita harus pandai-pandai mengatur waktu bekerja, istirahat, menyempatkan diri berolahraga, have that quality time bersama keluarga/teman/pacar dan jangan pernah lupa untuk melakukan hobi kita. Last but not least, ibadah juga sangat penting, karena setiap kejadian dalam hidup kita pasti selalu ada campur tangan Allah.Hidup itu cuma sekali, sangat sayang kalau kita hanya terpaku pada kesibukan kita di suatu kerjaan. Go out, experience things you never did before like diving, hiking, baking, just anything that could enhance your mood and sanity. Sedikit ide dari gue for a balanced spiritual inner peace, go try to do yoga and meditation, cause they work for me. My recommendation for yoga, boleh dicoba penyogastar dan meditasi bisa dilihat podcast/ instagram peacesea.

4. For anything that is meant for you, it will never surpass you

I admit, as we get older, pasti kita banyak dihantui anxiety and insecurity, terkait kerjaan? karir? keluarga? percintaan? atau hal-hal lain. Yes, they are very normal! Terus harus gimana? Jika udah usaha, udah doa, harus ke tahap terakhir yaitu Tawakkal. Nah, ini yang gue masih dalam tahap belajar. Gue pun meyakini,

What ever that is meant for me, will never surpass me, yet, if they surpass me, they are simply not meant for me.

Banyak pengalaman hidup gue, yang kalau emang udah jodohnya/rejekinya mau serumit apa jalannya, muter-muter eh selalu ada jalannya kok. Yakin deh :)

5. Always being grateful

Di 2020, mengajarkan gue untuk lebih banyak bersyukur kepada Tuhan.

Bisa berkumpul lengkap bersama keluarga, bernapas tanpa sesak, sehat walafiat, mempunyai pekerjaan, itu semua merupakan suatu nikmat dari Tuhan yang benar-benar harus disyukuri.

Disaat, banyak pejuang Covid19 seperti dokter yang berada di garis terdepan, tidak bisa berkumpul bersama keluarganya, harus menggunakan APD seharian sehingga makan/minum pun sulit atau bahkan sampai gugur dalam tugas. Selain itu, pandemic ini berdampak juga pada kondisi sosial ekonomi yang menyebabkan banyaknya PHK. Maka, nikmat Tuhan mana yang kita dustakan?

Sekian sharing aku hari ini, semoga bermanfaat ♡

Anyway, I would like to thank my best peeps who I put their picture in my collage above. Thanks for being my support systems, my advisors, peeps who influence my life the most with positive vibes. Some taught me to become who I am now, learning from them to become the best version of me, how to become more confident, sharing life experiences. Although, we might not see each other very often, but when we are together we really do have great time.

The most importantly they have great influence on me to become woman with beauty, brain and good heart.

Thanks! 26 was awesome, and looking forward to next chapter ahead.

Love,

Kirana

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

Ayudia Kirana
Ayudia Kirana

Written by Ayudia Kirana

A work-life rhythm kind of person. I love writing, playing piano, swimming, yoga & softball. Oh yes, overall I'm pretty much unexpected.

No responses yet

Write a response