The Art of Waiting Quotes — Tumblr

Sebuah Cerita Tentang “The Art of Waiting”

Ayudia Kirana
3 min readNov 3, 2020

It all started few months ago when I had dinner with a friend dan singkat cerita dia curhat tentang sesuatu yang pernah gue alami beberapa tahun yang lalu. I think, all of us pasti pernah atau bahkan akan ada di posisi tersebut. Yup, deg degannya menunggu masa depan selepas graduation from uni. It triggers me to share with you my experience in the past and how to deal with post-graduation insecurity.

Tepatnya 5 tahun yang lalu, gue masihlah menjadi seorang Kirana yang idealis, penuh ambisi dan ga sabaran pake banget, pokoknya semua pengen cepet terwujud.

Jadi, setelah 3.5 tahun kuliah dan lulus, tentu gue mendambakan bisa segera kerja di company impian gue. Waktu itu, gue statusnya masih menjadi pegawai magang di salah satu KAP di Jakarta, tapi klien gue waktu itu ada di Bandung. Gelisah? Deg-degan? Banyak pikiran? IYA PASTI! Apalagi, teman-teman gue yang sudah lulus bareng gue sudah banyak yang mulai dipanggil kerja di Jakarta dan mereka berhasil masuk ke company/Big 4 impian mereka.

Ya Allah, kok rejeki hamba belum datang ya? Padahal udah apply sana-sini, doa nya udah kenceng banget… Minta doa orangtua, nenek kakek udah semua” Beginilah isi otak dan hati gue saat itu, karena menunggu tidak semudah yang dibayangkan.

Rasanya udah lebih ga enak dari jatuh cinta, sebelum tidur kepikiran, dan pas kerja magang juga check email terus, harap-harap cemas. Sampai akhirnya, sepulang dari magang gue berhenti untuk beli martabak manis yang lokasinya depan Masjid. Gue masih ingat, waktu itu sekitar maghrib dan gue ga menemukan di penjual martabak manis di gerobaknya melainkan hanya antrian orang-orang yang nungguin abang martabak. Cukup lama nunggu, dan abang martabak manis tidak kunjung muncul lantas orang-orang tadi satu persatu meninggalkan gerobak martabak tersebut. Sampai akhirnya, si abang muncul!!

Sambil membuat pesanan martabak gue, gue ngobrolah dengan abang tadi.

Kirana : “Mas, tadi banyak banget loh yang ngantri. Tapi karena mas lama ga ada jadi pada pergi mas..Lumayan loh mas”

Abang Martabak : “Neng, yang penting saya mah sudah menunaikan kewajiban saya dulu, saya tadi maghrib di masjid belakang, kan memang itu kewajiban saya. Saya yakin kalau saya sudah menjalankan kewajiban saya, rejeki mah ga kemana. Nah, eneng tetep nungguin kan. Berarti, Neng emang rejeki saya. Rejeki mah moal pahili Neng*Sundanese : Rejeki mah ga akan kemana*

Entah mengapa, malam itu gue merasa mendapat kuliah umum tentang kehidupan dari si abang Martabak nan soleh tersebut. Sepertinya Tuhan, ingin menasehati gue melalui orang lain. Yang bisa gue ambil hikmah dari abang martabak adalah gue ga perlu cermas berlebihan, yang penting kita udah ikhtiar, melakukan kewajiban kita dan tahap terakhir yang paling sulit yaitu tawakkal atau berserah diri. Karena kalau udah rejeki mau kemanapun larinya, IT WILL COME TO YOU FOR SURE.

Setelah hari itu, jujur gue lebih tenang dan percaya, jika usaha dan doa-doa gue akan Allah jawab karena semua butuh proses dan waktu. Karena semua itu sudah diatur, tidak ada yang namanya terlambat, atau terlalu cepat, karena semua itu tepat pada waktunya.

Benar saja, tidak berapa lama berselang gue di contact dosen untuk membantu projectnya menjadi konsultan untuk project kereta api cepat Jakarta- Bandung dan diterima di beberapa perusahaan, terlebih lagi salah satunya adalah perusahaan yang gue inginkan selama ini. Pada akhirnya, gue menyadari timing gue dan teman-teman gue itu beda, ga ada kata terlambat, tapi memang tepat sesuai kesiapan diri kita.

Nah, untuk teman-teman yang tahun ini lulus kuliah dan struggling extra untuk mendapatkan pekerjaan impian. AYO SEMANGAT! You are not alone. Tetap rajin dan semangat untuk apply kerjaan, seek for many opportunities, learn new skill, dan jangan lupa berdoa. Karena, Tuhan punya caranya sendiri dalam mewujudkan mimpi-mimpi dan cita-cita kalian. Even in a way that you could never imagine.

Selalu optimis dan berpikir yang positif, karena what happens in our life mostly is the reflection of our thoughts.

I hope that my writing could be some kind of motivation that will inspire you to enjoy the process of waiting. Have a good rest and stay safe where ever you are!

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

Ayudia Kirana
Ayudia Kirana

Written by Ayudia Kirana

A work-life rhythm kind of person. I love writing, playing piano, swimming, yoga & softball. Oh yes, overall I'm pretty much unexpected.

No responses yet

Write a response