Tentang Cinta & Ketidaksempurnaan

Halo selamat malam! Menulis itu sangat challenging di satu waktu susah mendapatkan inspirasi, di lain waktu rasanya banyak kata-kata di kepala yang ingin cepat dirangkai. Nah, malam ini pengen banget untuk membahas tentang suatu hal yang bisa memberikan banyak rasa bagi kita semua yaitu tentang Cinta.
Entah mengapa gue selalu excited kalau membahas tentang Cinta dan selalu penasaran aja tentang Love story orang-orang disekitar gue. Jadi kali ini gue pengen membahas arti Cinta menurut gue. Bagi gue cinta itu ga bisa diatur atau dipilih jatuh kepada siapa. Namanya juga “Fall in love” kalau bisa milih namanya “Choosing the one you love”.
Tapi yang gue rasain semakin tua kita maka bentuk cinta dan apa defisini cinta ikut berubah. Pertama kali gue suka cowok itu di SMA, dan yang gue cari dari cinta pas di zaman itu lebih ke arah yang unyu-unyu kali ya. Yang membuat gue jatuh cinta dulu karena dia pinter, baik ke gue, ganteng dan rasanya dia selalu ada buat gue.
Hm, semakin tua tolak ukur gue buat jatuh cinta dengan seseorang rasanya semakin kompleks. Karena waktu masih remaja kita jatuh cinta dengan siapa aja mungkin belum tentu akan berakhir di pernikahan. Sedangkan diumur gue yang sekarang banyak hal yang perlu gue pertimbangkan sebelum memberikan hati atau jatuh cinta dengan seseorang. Seperti, apakah dia seiman? Perlu check ke inner circle nya apakah dia baik orangnya? Apakah kira-kira keluarga dia bisa menerima gue dan sebaliknya. Kompleks ya, seperti mencari alamat menggunakan Waze tapi negara orang.
Gue akui sewaktu masih remaja pasti most of us akan mengutamakan fisik sebelum jatuh cinta. Tapi semakin kesini, jujur yang namanya fisik itu udah ga ada lagi di checklist gue terkait cinta.
Gue semakin mengerti bahwa our physical appearance can fade as the time goes by, tapi characters, attitude dan habit seseorang merupakan prioritas dalam mencari cinta.
Singkat cerita, yuk bahas tentang fisik, contohnya seseorang itu kurang menarik tapi jika kita mendandani dia dengan style pakaian yang tepat dan juga dandanan yang tepat maka, tentu orang tersebut akan terlihat lebih cakep dan menarik.
Contoh kedua, kalau sifat seseorang yang kita sukai sudah kurang bagus, misalkan suka selingkuh, tukang bohong dan hal kurang baik lainnya TAPI GANTENG.
Gue akan prefer poin pertama guys, what appears outside is much more managable compared to the bad characters hidden inside the soul.
Selain itu, semakin bertambah usia gue juga makin menyukai, yang namanya mencintai dengan sederhana tanpa banyak menuntut dan juga not excessively giving. Oke, jadi perempuan itu punya kecendrungan kalau kita dicintai dengan level 100 maka perempuan akan mencintai laki-laki ini di level 1000. Maka dari itu, cintailah orang sewajarnya dan sepantasnya. Wah Ayu hitungan deh? No, not at all. Mencintai orang dengan wajar sebenarnya mencegah kita dari rasa sakit hati yang tidak perlu.
Namun jika kita sudah yakin bahwa dia mencintai dan menyayangi kita sepenuh hati, balas lah kasihnya dan jangan pernah menyalahgunakan kebaikannya. Gue selalu percaya hukum karma, it exists.
Mencari cinta itu ga ada rumusnya, cuma kalau mencari yang sempurna seperti nya tidak akan pernah didapatkan karena diri sendiri ini juga tidak sempurna.
Pada akhirnya, cinta dan ketidaksempurnaan akan selalu sejalan.
Pilihlah ketidaksempurnaan yang masih bisa kita terima. Karena setelah kita memilih satu cinta, biarkan cinta (ini boleh jadi bukan yang pertama tapi jadi yang) terakhir di hidup kita. Pilihlah ketidaksempurnaan yang saling melengkapi satu sama lain. Ya, saling melengkapi itu seperti lagu Tulus tentang Sepatu, apa fungsi sepatu kalau tidak berpasangan ? Kita tidak pernah bisa berjalan sendiri, dan perlu ada yang kiri & kanan untuk berfungsi secara sempurna.
So I think It’s enough for the night on a bit of thought about love and loving the imperfection.
To whoever reading this I wish you are loved sincerely and live peacefully in love ♥
God bless!
♥♥♥,
Ayudia Kirana.